Metode Stepping Stone
Metode
ini dalam merubah alokasi produk untuk mendapatkan alokasi produksi yang
optimal menggunakan cara trial and error atau coba – coba.
Walaupun merubah alokasi dengan cara coba- coba, namun ada syarat yang harus
diperhatikan yaitu dengan melihat pengurangan biaya per unit yang lebih besar
dari pada penambahan biaya per unitnya. Untuk mempermudah penjelasan, berikut
ini akan diberikan sebuah contoh. Suatu perusahaan mempunyai tiga pabrik di W,
H, O. Dengan kapasitas produksi tiap bulan masing- masing 90 ton,
60 ton, dan 50 ton; dan mempunyai tiga gudang penjualan di A, B, C dengan
kebutuhan tiap bulan masing- masing 50 ton, 110 ton, dan 40 ton. Biaya
pengangkutan setiap ton produk dari pabrik W, H, O ke gudang A, B, C adalah
sebagai berikut:
Tentukan alokasi hasil produksi dari
pabrik – pabrik tersebut ke gudang – gudang penjualan dengan biaya pengangkutan
terendah.
Xij adalah
banyaknya alokasi dari sumber (pabrik) i ke tujuan (gudang) j. Nilai Xijinilah yang akan kita cari.
Prosedur
alokasi
Pedoman prosedur alokasi tahap
pertama adalah pedoman sudut barat laut (North West Corner Rule) yaitu
pengalokasian sejumlah maksimum produk mulai dari sudut kiri atas (X11) dengan melihat kapasitas pabrik dan kebutuhan
gudang.
Biaya Pengangkutan untuk alokasi
tahap pertama sebesar =
50 (20) + 40 (5) + 60 (20) + 10 (10)
+ 40 (19) = 3260.
Merubah alokasi secara trial and error
Perubahan bisa dari kotak terdekat
atau bisa juga pada kotak yang tidak berdekatan dengan melihat pengurangan
biaya per unit yang lebih besar dari pada penambahan biaya per unit. Misalnya
akan dicoba perubahan dari kotak WA ke kotak HA artinya 50 ton kebutuhan gudang
A akan dikirim dari pabrik H dan buikan dari pabrik W. Perubahan alokasi produk
dari dua kotak tersebut akan mengakibatkan berubahnya alokasi produk kotak
lainnya yang terkait (kotak HB dan kotak WB). Untuk itu sebelum dilakukan
perubahan perlu dilihat penambahan dan pengurangan biaya transportasi per
unitnya sebagai berikut:
Penambahan biaya: dari H ke A = 15
Pengurangan
biaya : dari W ke A = 20
dari W ke B = 5
+
dari H ke B = 20 +
20
40 Karena pengurangan biaya per unit lebih besar dari penambahan biaya maka
perubahan dapat dilakukan.
Biaya Pengangkutan untuk alokasi
tahap pertama sebesar =
90 (5) + 50 (15) + 10 (20) + 10 (10)
+ 40 (19) = 2260.
Penambahan biaya: dari W ke C
= 8
Pengurangan biaya : dari W ke B = 5
dari O ke B = 10
+
dari O ke C = 19+
18
24
Biaya Pengangkutan untuk perbaikan
kedua sebesar =
50 (5) + 40 (80) + 50 (15) + 10 (20)
+ 50 (10) = 2020.
Penambahan biaya: dari W ke B
= 5
Pengurangan biaya : dari H ke B = 20
dari H ke C = 10
+ dari
W ke C = 8 +
15
28
Biaya Pengangkutan untuk perbaikan
ketiga sebesar =
60 (5) + 30 (8) + 50 (15) + 10 (10)
+ 50 (10) = 1890 (biaya pengangkutan terendah)
Sehingga alokasi produksi dengan
biaya terendah adalah:
- 90 unit produksi dari pabrik W dialokasikan ke gudang B sebanyak 60 unit dan ke gudang C sebanyak 30 unit.
- 60 unit produksi dari pabrik H dialokasikan ke gudang A sebanyak 50 unit dan ke gudang C sebanyak 10 unit.
- 50 unit produksi dari pabrik O dialokasikan ke gudang B sebanyak 50 unit.