1. Pengertian Landasan
Secara leksikal arti Landasan yaitu :
·
Tumpuan,
dasar, alas, merupakan tempat bertumpu/titik tolak atau dasar pijakan.
·
Titik
tolak atau dasar pijakan, dapat bersifat material seperti : landasan
pesawat terbang;
dapat
pula bersifat konseptual seperti:
landasan pendidikan.
·
Landasan yang bersifat
koseptual identik dengan asumsi, adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tiga
macam asumsi, yaitu aksioma, postulat dan premis .
-
Aksioma
: Suatu pernyataan yang diterima
sebagai kebenaran & bersifat umum, tanpa memerlukan pembuktian.
-
Postulat : Pernyataan yang dibuat untuk mendukung
sebuah teori tanpa dapat dibuktikan kebenarannya.
-
Premis : Pernyataan yang digunakan sebagai dasar
penarikan kesimpulan. Merupakan kesimpulan yang ditarik berdasarkan premis
mayor & premis minor
~ premis mayor: dari umum ke khusus.
~ premis minor: dari khusus ke umum.
2. Pengertian Pendidikan
Menurut Undang – Undang NO.20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Ketentuan Umum Pasal 1,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya, untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan itu pada hakekatnya
proses mendidik dan memberitahu peserta didik. Memberitahu yaitu memasukkan suatu
pengertian,pernyataan& penalaran ke dalam otak peserta didik agar mereka
tahu,tentang sesuatu. Sedangkan mendidik
yaitu mengubah perilaku peserta didik sesuai
dengan nilai & aturan sosial yang berlaku.
-
Pengertian
Pendidikan menurut perspektif Islam
Mengacu kepada terminology – التأديب التعليم- التربية –
a.) Istilah - التربية -
berasal dari kata – rabb - memiliki banyak arti , namun pengertian
dasarnya menunjukkan makna : tumbuh,berkembang, memelihara,merawat ,mengatur
dan menjaga kelestarian, atau eksistensinya.
1.) Kata at-tarbiyyah berasal dari tiga kata, -ربَ
يَرْبُ yang berarti, bertambah , tumbuh, dan
berkembang
2.) )-
رَبِيَ -
يَرْبَ berarti menjadi besar
3.) )
ربّ -
يَرُبّ - - berarti memperbaiki,menguasai
urusan,menuntun dan memelihara.
Kata “rabb” sebagaimana yang
terkandung di dalam S.Al-Fatihah,memiliki kandungan makna yang berkonotasi sama
dengan istilah “ التربية “ ,karena kata “rabb”
(Tuhan) dan “murabbi” (pendidik ) berasal dari akar kata yang sama.
Berdasarkan hal ini,maka Allah adalah Pendidik
Yang Maha Agung seluruh alam semesta.
Dalam konteks yang luas pengertian pendidikan Islam,yang terkandung dalam
terminologi “at-tarbiyyah”terdapat empat unsure:
a. memelihara dan menjaga fitrah anak didik sampai dewasa
b. mengembangkan seluruh potensi
menuju kesempurnaan
c. mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan
d. melaksanakan pendidikan secara bertahap.
b.) Istilah - التعليم
Menurut Rasyid Ridha,mengartikan “
التعليم ” sebagai proses transmisi
berbagi ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan
tertentu.
c.) Istilah - التأديب
Menurut Naquib Al-Atas,istilah paling tepat untuk
menunjukkan pendidikan Islam adalah - التأديب - karena istilah Ta’dib
merupakan terminologi yang paling tepat dalam khazanah bahasa Arab, karena
mengandung arti ilmu, kearifan,
keadilan, kebijaksanaan,pengajaran,dan pengasuhan yang baik,sehingga makna ا التأدب - التعليم - التربية sudah tercakup. Kata “al
ta’dib” berarti pengenalan dan
pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia
(peserta didik) mengenai hal-hal yang tepat dari segala sesuatu di dalam
tatanan penciptaan.
Jadi, landasan pendidikan adalah
suatu fondasi untuk membangun suatu peradaban melalui usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
3. Konsep Pendidikan menurut Ibnu Miskawaih
·
Dasar
pendidikan Ibnu Miskawaih adalah Akhlaq.
·
Fungsi
Pendidikan:
-
Memanusiakan
manusia
-
Sosialisasi
individu manusia
-
Menanamkan
rasa malu
·
Tujuan
Pendidikan Akhlaq yaitu terwujudnya sikap batin yang mampu mendorong serta
spontan untuk melahirkan semua perbuatan yang bernilai baik, sehingga mencapai
kesempurnaan & memperoleh kebahagiaan sejati.
4. Perspektif pendidikan menurut perspektif Ibnu Sina
·
Pendidikannya
harus diarah kan pada pengembangan seluruh potensi ke arah perkem bangan sem
purna,yaitu: fisik, intelektual & budipekerti.
·
Tujuan
pendidikan di arahkan pada upaya mempersiapkan seseorang agar dapat hidup di
masyarakat secara bersama - sama dengan melakukan pekerjaan atau keahlian yang
dipilihnya sesuai dengan bakat,kesiapan, kecenderungan & potensi yang
dilmilikinya. Khusus pendidikan jasmani, hendaknya tidak melupakan pembinaan
fisik & segala sesuatu yang berkaitan dengannya seperti olah raga, makan,
minum, tidur dan menjaga kebersihan. Ibnu Sina berpendapat bahwa tujuan
pendidikan adalah untuk mencapai kebahagiaan (sa’adat).
5. Pendidikan Islam dalam pemikiran Ibnu Khaldun
·
Pendidikan
:
-
mentransformasikan
nilai-nilai yang diperoleh dari pengalaman untuk dapat mempertahankan
eksistensi manusia dalam peradaban masyarakat.
-
upaya
melestarikan & mewariskan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat agar masya
rakat tersebut bisa tetap eksis.
·
3 Tujuan
Pendidikan:
-
peningkatan
kecerdasan & kemampuan berpikir,
-
peningkatan
segi kemasyarakatan manusia,
-
peningkatan
segi kerohanian manusia.Sehingga mampu menciptakan manusia yang siap menghadapi
berbagai fenomena social yang ada disekitarnya.
Ibnu Khaldun membagi Ilmu Pengetahuan menjadi 2 macam yaitu:
1. Pengetahuan rasional : yakni yang diperoleh dari kebaikan yang berasal
dari pemikiran yang alami.
2. Pengetahuan tradisional: merupakan pengetahuan yang subjeknya, metodenya,
& hasilnya, serta perkembangan sejarahnya dibangun oleh kekuasaan seseorang .
6. Pemikiran Islam dalam Pemikiran Ibnu Rusyd
·
Pendidikan
:
-
Pusaran
ilmu adalah al-Qur’an & as sunnah/hadits yang kemudian melahirkan berbagai
cabang ilmu.
-
Berbagai
keilmuan Islam lahir sebagai bagian dari proses interaksi Islam dengan budaya
lain seperti Yunani,Persia,India, dsb. Lahirnya bidang Keilmuan seperti filsa
fat, ilmu kalam [ teologi Islam ], & tasawuf tidak bisa dilepaskan dari
interaksi-interaksi tersebut.
7. Pendidikan Islam dalam Pemikiran Al-Ghazali
·
Pendidikan
proses dimana suatu bangsa mempersiapkan generasi mudanya untuk
menjalankan kehidupan & untuk memenuhi tujuan hidup secara efektif dan
efisien.
·
Tujuan
Pendidikan
1.
Tujuan
mempelajari ilmu pengetahuan semata-mata untuk ilmu pengetahuan itu sendiri
sebagai wujud ibadah kepada Allah SWT.
2.
Tujuan
utama pendidikan Islam adalah pembentukan akhlaq al-karimah
3.
Tujuan
pendidikan islam adalah mengantarkan peserta didik mencapai kebahagiaan dunia
& akhirat
·
Fungsi
Pendidikan
-
mewariskan
nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi untuk memelihara identitas masyarakat,
-
pendidikan
juga bertugas mengembangkan potensi manusia untuk dirinya sendiri & masyarakatnya..
Pandangan Al-Ghozali mengenai Kurikulum didasarkan pandangannya dalam
membagi ilmu pengetahuan menjadi tiga kategori besar, yaitu:
1. Ilmu tercela (al-mazmumah) yang tidak pantas dipelajari, seperti sihir,
nujum, ramalan, dsb. Ilmu sihir misalnya dapat memisahkan persahabatan antar
sesama manusia, menimbulkan dendam, permusuhan dan kejahatan.
2. Ilmu terpuji yang wajib dipelajari (al-mahmudah) meliputi ilmu yg fardlu
‘ain & ilmu yg hanya fardlu kifayah .
B.
Jenis-jenis
Landasan Pendidikan
1. Landasan Religius Pendidikan
yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari religi atau
kaidah-kaidah agama/Al-Qur’an yang menjadi titik tolak dalam rangka
praktek pendidikan atau studi pendidikan.
2. Landasan Filosofis Pendidikan
yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang menjadi titik
tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
Mengkaji pendidikan dari sudut filsafat :
a. Essensialisme yaitu, aliran pendidikan yang menerapkan idealisme &
realisme secara eklektik;
b. Perenialisme, hampir sama dengan essensialisme,namun lebih menekankan
pada keabadian atau kehikmatan;
c. Pragmatisme & progressivisme yaitu,mazhab filsafat pendidikan yang
menekankan manfaat kegunaan praktis , adapun progressivisme menekankan
kemajuan,mengkritik essensialisme & perenialisme
d. Rekonstruksionisme, merupakan mazhab kelanjutan progressivisme yang
berpandangan bahwa pendidikan /sekolah
hendaknya memelopori pembaharuan kembali atau merekonstruksi kembali
masyarakat agar menjadi lebih baik;
e. Panca Sila ,merupakan mazhab filsafat tersendiri ,yang menjadi landasan
pendidikan bangsa Indonesia;
3. Landasan Sosiologis
Masyarakat dengan berbagi
karakteristik sosiokultural juga menjadi
landasan bagi kegiatan pendidikan suatu masyarakat tertentu.
4. Landasan Kultural
Pengaruh kebudayaan terhadap pendidikan sangat signifikan. Kebudayaan
tertentu diciptakan oleh manusia di masyarakat
tertentu atau dihadirkan & diambil oleh masyarakat tersebut &
diwariskan melalui pendidikan terhadap generasi berikutnya.
5. Landasan Psikologis
Para ahli psikologi menempatkan bidang ini sebagai ruh pendidikan.
Kemampuan seorang pendidik yang menentukan proses pendidikan dapat diukur dari
kemampuan pembimbingan & penyuluhan yang tidak dapat dipisahkan dari psikologi itu sendiri.
6. Landasan Ilmiah dan Teknologi serta Seni
Yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari berbagai cabang atau disiplin
ilmu yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau
studi pendidikan.
7. Landasan Yuridis atau Hukum Pendidikan
yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari peraturan perundang-undangan yang
berlaku yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi
pendidikan.
C.
Fungsi dan Tujuan
Pendidikan
1. Fungsi Pendidikan Islam
-
Menumbuhkan
dan Memelihara Keimanan
-
Membina
dan Menumbuhkan AKhlak Mulia
-
Membina
dan Meluruskan Ibadah
-
Menggairahkan
amal dan ibadat
-
Mempertebal
rasa dan sifat keberagaman serta mempertinggi solidaritas
2. Tujuan Pendidikan dilihat dari lingkup Kegiatan
a. Tujuan Pendidikan Nasional
berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang:
-
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa,
-
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan
-
menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
b. Tujuan Institusional
Perumusan secara umum pola perilaku dan pola kemampuan yang harus
dimiliki oleh lulusan suatu lembaga pendidikan.
c. Tujuan instruksional
Rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh siswa setelah
melewati kegiatan isntruksional yang bersangkutan dengan berhasil.
d. Tujuan Kurikuler
Yaitu pola perilaku dan pola kemampuan serta keterampilan yang harus
dimiliki oleh lulusan suatu lembaga pendidikan.
3. Tujuan Pendidikan dilihat dari lingkup perubahan yang diinginkan pada
bidang asasi
a.) Tujuan Individual
Berkaitan
individu-individu dalam proses pembelajaran dengan perubahan yang diinginkan
pada tingkah laku.
b.) Tujuan Sosial
Berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat secara keseluruhan, tingkah laku
masyarakat secara umum dan dengan kehidupan ini,serta perubahan yang
diinginkan,pertumbuhan,memperkaya pengalaman dan kemajuan yang diinginkan.
c.) Tujuan Profesional
Berkaitan dengan pendidikan dan
pengajaran sebagai ilmu,seni, profesi dan sebagai suatu aktifitas di antara
aktifitas-akifitas masyarakat.
PENGERTIAN PENDIDIKAN
1.
Pendidikan dalam arti luas
Segala
pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan & sepanjang
hidup . Pendidikan telah dimulai sejak manusia ada di muka bumi, bahkan sejak
dalam kandungan.
Bentuk kegiatan :
· Segala macam pengalaman belajar dalam hidup
· Berlangsung dalam aneka ragam pola
& lembaga
· Dapat terjadi dimanapun,kapanpun,&siapapun.
2.
Pendidikan dalam
arti sempit atau sederhana
Pengajaran
yang diselenggarakan di sekolah, sebagai lembaga pendidikan formal .
Tujuan:
Pendidikan
dlm arti sempit/sederhana: “upaya untuk
membina kepribadian sesuai dengan nilai - nilai di dalam masyarakat &
kebudayaan “.
Karakteristik pendidikan dalam
arti sempit:
a. Masa pendidikan berlangsung dalam waktu terbatas yaitu: masa anak –
remaja;
b. Terdapat jenjang dari Pra sekolah – PT.
c. Lingkungan pendidikan diciptakan khusus untuk menyelenggarakan pendidikan.
RESUME MANUSIA DAN PENDIDIKAN
A.
Kedudukan Manusia
a. Manusia sebagai hamba Allah
b. Manusia sebagai khalifah Allah fil Ardh
c. Manusai sebagai makhluk yang mulia
d. Manusia sebagai makhluk yang berakal dan berperasaan
e. Manusia sebagai makhluk berpengetahuan
f. Manusia sebagai makhluk berbudaya
Manusia mampu mencipta budaya,
dari pengalaman praktek & mampu mencipta teori & alat kerja untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sebagai makhluk yang berbudaya,manusia memiliki akal & budi,yang berfungsi sebagai berikut:
a. Merupakan dua kekayaan manusia
yang paling utama;
b. Tuntutan hidup yang lebih
daripada makhluk lain;
c. Dengan akal budinya manusia
mampu mencipta, berkarsa & berasa;
d. Mampu mencipta benda-benda baru
untuk memenuhi hajat hidupnya, baik yang bersifat jasmani maupun rohani.
Potensi budaya manusia :
-
CIPTA : Kemampuan
berpikir yang menimbulkan ilmu pengetahuan
-
RASA : Karya
seni/kesenian
-
KARSA : Kehendak
untuk hidup sempurna,mulia & bahagia yang menimbulkan kehidupan beragama
& kesusilaan.
Sebagi subjek budaya manusia mempunyai
berbagai macam kecerdasan yaitu:
1. Kecerdasan Intelektual (intellegence Quotient - IQ)
Kemampuan berpikir kritis &
rasional sehingga mampu mencipta alat kerja atau
mencipta IPTEK,sehingga dapat mengetahui lebih banyak rahasia alam & sosial,dengan itu manusia
mampu mengelola alam & mengubah sistem
sosial.
2. Kecerdasan emosional (Emotional Quotient/EQ)
Kemampuan bersikap &
berperilaku simpatik & empatik. EQ
lahir dari pengalaman & interaksi dengan sesamanya sehingga mempengaruhi bahkan menentukan manusia dalam mengambil
sikap terhadap sesuatu.
3. Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient /Sp.Q)
Kemampuan bersikap & berperilaku berdasarkan nilai-nilai kejujur an,
keadilan, kebersamaan sosial, kebijaksanaan,
kearifan & keberpihakan. Sp.Q ini merupakan faktor pendorong internal (internal
motivation) untuk melakukan tindakan mencapai kesuksesan.
4. Kecerdasan Daya Juang (Adversity Quotient/AQ)
Kemampuan bekerja keras untuk mengatasi masalah & mewujudkan cita-cita.Kecerdasan ini menghantarkan manusia/organisasi
mencapai sukses mewujudkan cita-citanya.
5. Kecerdasan Sosial (Social Quotient/SQ)
Kemampuan berkomunikasi & berinteraksi sosial dengan baik agar semua
yang diperjuangkan memperoleh sukses. Dalam perjuangan melawan penjajah, penindas,
dan penghisap, kecerdasan sosial dibutuhkan dalam membentuk front persatuan.
6. Kecerdasan Kreatifitas (Creativity Quotient /CQ)
Kemampuan berpikir alternatif, proaktif, holistic, dan dialektik tentang
gejala peristiwa alam & sosial.Kecrdasan ini sangat berguna untuk menyelesaikan berbagai kontradiksi
& inovasi IPTEK.
B.
Sifat Hakikat
Manusia
Sifat hakikat manusia yang
membedakan manusia dari binatang yaitu :
1.) Kemampuan menyadari dirinya.
Kemampuan menyadari diri ini ditunjukkan bahwa dirinya memiliki
karakteristik berbeda dengan yang lain.
2.) Kemampuan bereksistensi
Manusia tidak terbelenggu oleh tempat atau waktu, tapi dapat menembus masa lampau maupun masa depan. Kemampuan
inilah yang disebut eksistensi.
3.) Kata hati (conscience of man)
Manusia memiliki pengertian yang menyertai tentang apa yang akan, sedang
maupun yang telah dibuatnya,bahkan menyadari akibat baik & buruknya.
Menyadari akan semuanya itulah yang disebut kata hati.
4.) Moral
Jika kata hati diartikan sebagai
bentuk pengertian yang menyertai perbuatan,maka yang dimaksud dengan moral
(etika) adalah perbuatannya itu sendiri.
5.) Tanggung jawab
Yaitu kesediaan menanggung segenap akibat dari perbuatan yang menuntut
adanya tanggung jawab. Wujud tanggung jawab bermacam-macam ada tanggung jawab
kepada diri sendiri, tanggung jawab kepada masyarakat dan tanggung jawab kepada
Tuhan.
6.) Rasa kebebasan
Merdeka yaitu rasa bebas (tidak merasa terikat oleh sesuatu) sesuai
dengan tuntutan kodrat manusia, yang berarti ada ikatan.
7.) Kewajiban dan hak
Kewajiban & hak adalah dua macam gejala yang timbul sebagai
manifestasi dari manusia sebagai makhluk sosial. Yang satu ada hanya karena ada
yang lain.Tak ada hak tanpa ada kewajiban.
8.) Kemampuan menghayati kebahagiaan
Kebahagiaan lebih merupakan integrasi atau rentetan dari sejumlah kesenangan,
kegembiraan, kepuasan, dan sejenisnya
dengan pengalaman pahit & penderitaan. Proses integrasi dari
kesemuanya itu menghasilkan bentuk penghayatan hidup yg disebut kebahagiaan.
SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
Sejarah pendidikan
·
Pada
era Yunani, ada 2 pendidikan yang berkembang yaitu Disparta dan Paidea.
·
”Disparta”
merupakan pendidikan ala militer yang disebut juga Agoge. Sistem
pendidikan ini menekankan pada aspek fisik dan pendisiplinan. Sangat mirip
dengan sekolah-sekolah militer pada saat ini.
·
Disparta sendiri berkembang di Romawi.
·
Sedangkan Paidea berkembang
di Athena.
·
Sistem
pendidikan ini menitikberatkan pada perpaduan antara pendidikan nalar (mind),
raga (body), dan jiwa (spirit). Ketiga hal tersebut dilatih
melalui Logos, atau biasa disebut Logika atau Penalaran. Logos sendiri
bermakna nalar atau firman.
·
Konsep
ini banyak dikembangkan oleh Plato dan Aristoteles. Paidea sendiri dikembangkan
oleh kaum Sofis. Beberapa tokoh yang termasuk kaum Sofis adalah Isokrates dan
Protagoras.
·
Kaum
Sofis sendiri kerap menuai kritik dari lawannya, yaitu kaum Akademia. Meskipun
begitu, Paidea banyak dimodifikasi dan dikembangkan oleh kaum
Akademia seperti Plato dan Aristoteles, tentunya dengan penekanan yang berbeda
untuk masing-masing tokoh.
·
Dari
modifikasi kaum Akademia, kurikulum Paidea berevolusi sehingga
lebih gampang diingat. Pada Abad Pertengahan, kurikulum Paidea berevolusi
menjadi kurikulum Artes Liberales yang berarti “pengetahuan
yang penting untuk orang-orang bebas”. Pengetahuan ini ditujukan untuk
bangsawan dan orang-orang kelas atas.
·
Artes
Liberales dibagi menjadi 2 kelompok utama. Kelompok
ilmu pertama terdiri dari ilmu Rhetorica,Grammatica,
dan Logica. Kelompok ini disebut Trivium. Sedangkan
kelompok ilmu kedua terdiri dari ilmu Arithmatica, Geometrica, Astronomica,
dan Musica. Kelompok pengetahuan ini disebut Quadrivium.
·
Lawannya
adalah Artes Serviles atau “keterampilan untuk para budak”.
Pengetahuan ini erat kaitannya dengan keterampilan kasar untuk para budak
seperti pandai besi dan memotong kayu.
LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN
Landasan Filosofis
Pendidikan
1. Idealisme
a. Hakikat Idealisme
Idealisme termasuk kelompok
filsafat tertua. Tokoh aliran ini adalah Plato.(427 – 347SM). sesudahnya. Aliran
ini berpengaruh pada pemikiran filosof Barat, seperti Immanuel Kant, Hegel dll.
Menurut Plato kebenaran empiris yg dilihat & dirasakan terdapat dalam alam idea (esensi), form
atau idea.
b. Prinsip-prinsip Idealisme
· Menurut idealisme bahwa realitas tersusun atas substansi sebagaimana
gagasan atau idea (spirit). Menurut penganut idealisme, dunia beserta
bagian-bagiannya harus dipandang sebagai suatu sistem yang masing-masing
unsurnya saling berhubungan.
· Realitas atau kenyataan yang tampak di alam ini bukanlah kebenaran yang hakiki,
melainkan hanya gambaran atau ekspresi dari ide-ide yang ada dalam jiwa manusia
· Idealisme berpendapat bahwa
manusia menganggap ruh atau sukma lebih berharga & lebih tinggi daripada
materi bagi kehidupan manusia.
· Idealisme berorientasi kepada ide-ide yang theosentris , kepada jiwa,
spiritualitas, hal-hal yang ideal & kepada norma-norma yang mengandung
kebenaran mutlak. Nilai-nilai idealisme mempercayai adanya Tuhan sebagai ide
tertinggi
c. Implementasi idealism dalam Pendidikan
· Pendidikan bukan hanya mengembangkan & menumbuhkan, namun harus juga
digerakkan ke arah tujuan, yaitu nilai-nilai direalisasikan dalam bentuk yang
kekal & tak terbatas.
· Belajar adalah proses “Self development of mind as spiritual substance” yang
menempatkan jiwa bersifat kreatif.
· Tujuan pendidikan adalah menjaga keunggulan (excellence) kultural, sosial
& spiritual , memperkenalkan suatu spirit seperti kehidupanintelektual, membangun
manusia & masyarakat yang idealis.
· Pendidikan idealisme berusaha agar sesorang dapat mencapai nilai-nilai
& idea-idea yang diperlukan oleh
semua manusia secara bersama.
· Tujuan pendidikan idealisme adalah
ketetapan mutlak. Untuk itu kurikulum pendidikan bersifat tetap dan
tidak menerima perkembangan.
· Peranan pendidik manurut aliran idealisme adalah memenuhi akal peserta
didik dengan hakikat & pengetahuan yang tepat.
d. Pandangan Filsafat pendidikan Islam terhadap Idealisme
Dalam
beberapa aspek filsafat pendidikan Islam memiliki prinsip yang serupa dengan
prinsip idealism. Hal ini disebabkan idealisme mengakui adanya zat tertinggi yang
menciptakan realitas alam semesta, serta yang menggerakkan hukum-hukum Nya
termasuk sanksi-sanksi.
Titik
perbedaannya terletak pada sanksi & sumber moral yang diambil &
dijadikan pedoman. Bagi idealisme sanksi terletak pada susunan dunia moral. Sedangkan
menurut Islam baik sanksi maupun sumber moral berasal dari Tuhan.
2. Realisme
a. Hakikat Realisme
Realisme berasal dari real yang
berarti aktual atau yang ada. Realisme adalah aliran yang patuh kepada yang ada
(fakta). Aliran ini berpijak atas dasar
percaya akan hakikat yang kekal & tidak mengalami perubahan dalam situasi
apapun. Realisme berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar & tepat jika
sesuai dengan kenyataan.
b. Prinsip-prinsip Realisme
·
Aliran
ini terpusat pada dasar bahwa substansi alam manusia tergambar dalam dua
kekhususan, yaitu berbicara & berfikir.
·
Aliran
ini memandang masyarakat atas dasar tiga prinsip pokok yaitu (1) adanya alam
adalah nyata, wujud & tetap tak ada peranan manusia dalam membinanya atau
menciptanya (2) adanya alam ini bisa dikenal manusia dengan jalan akal (3)
Pengenalan adalah penuntun tingkah laku perorangan atau masyarakat.
·
Aliran
ini menghormati sains & mempertahankan hubungan erat antara sains dengan
filsafat.
c. Implementasi Realisme dalam pendidikan
·
Tujuan
pendidikan adalah transmisi dari, (1) kebenaran universal yg terpisah dari
pikiran, pendapat & pernyataan intelektual, (2) pengetahuan Tuhan, pengetahuan
manusia & masalah alamiah hanya ada jika ada Tuhan, (3) nilai atau keunggulan
kultural pendidikan seharusnya menjadikan seseorang sadar terhadap dunia nyata,
termasuk nilai & potensi kehidupan.
·
Metode
pengajaran dlm pendidikan realisme tunduk pada prinsip “mempengaruhi &
menerima”. Pendidikan realisme
mengutamakan pendidikan akal (rasio) atas dasar bahwa pendidikan adalah tujuan
& sasaran untuk mendapat segala sesuatu yang diperoleh melalui proses
berpikir.
·
Perhatian
pendidikan realisme tertuju pada pemenuhan akal para murid dengan
peraturan-peraturan & hakikat-hakikat
yang terlihat dalam alam.
·
Realisme
mempercayai adanya perubahan yang terbatas & berjalan menuju satu arah.
d. Pandangan filsafat pendidikan Islam terhadap Realisme
Akal & indra saja tidak dapat
dijadikan satu-satunya acuan untuk menentukan sesuatu itu benar. Untuk itulah dalam
perspektif filsafat pendidikan Islam, diperlukan adanya wahyu untuk dapat
menuntun manusia menuju kebenaran hakiki. Manusia tidak dapat menemukan
kebenaran hakiki hanya tatkala manusia mengandalkan panca indera & akal
saja tanpa membutuhkan tuntunan wahyu (agama).
Syarat seorang guru dalam filsafat
realisme adalah profesional dalam bidangnya, karena tugasnya hanya sekedar
menstransfer ilmu. Sementara dalam pendidikan Islam, seorang guru di samping
professional dia juga bukan saja mentransfer ilmu, tetapi juga internalisasi
nilai-nilai Ilahiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar