Sabtu, 16 April 2016

Jenis paragraf



A.          A.      Paragraf Naratif
Secara sederhana narasi dikenal sebagai cerita. Pada paragraf narasi terdapat suatu kejadian atau peristiwa dalam satu urutan waktu. Berikut pengertian narasi menurut beberapa ahli.
Ø Menurut Semi (2003:29), narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu kewaktu.
Ø Menurut Keraf dalam buku Finoza (Komposisi Bahasa Indonesia, 2004:136), narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.
Ø Menurut Fatimah dalam buku Finoza (Komposisi Bahasa Indonesia, 2004:136), narasi adalah rangkaian tuturan yang biasanya menceritakan atau menyajikan hal atau kejadian (peristiwa) melalui penonjolan pelaku.
Berangkat dari pendapat para ahli di atas, kita dapat mengetahui poin-poin yang berkaitan dengan narasi, yaitu (1) berbentuk cerita, (2) menonjolkan pelaku, (3) disusun secara sistematis, (4) menurut perkembangan dari waktu kewaktu. Poin-poin tersebut jika disatukan, maka dapat disimpulkan bahwa paragraf naratif adalah paragraf berbentuk cerita yang mengisahkan suatu peristiwa (kejadian) dengan disusun secara sistematis dan menonjolkan pelaku dari waktu kewaktu. Paragraf naratif bisa bersifat fiksi maupun non-fiksi.

·         Ciri-Ciri Paragraf Naratif
No.
Menurut Atar Semi (2003:31)
No.
Menurut Keraf (2000:136), dikutip di  http://id.wikipedia.org
1.
Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis;
1.
Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan;
2.
Kejadian yang disampaikan dapat berupa fakta, dapat juga semata-mata imajinasi, atau gabungan keduanya;
2.
Dirangkai dalam urutan waktu
3.
Berdasarkan konflik, karena tanpa konflik biasanya narasi tidak menarik;
3.
Ada konflik
4.
Memiliki nilai seni estetika, isi dan cara penyampaiannya bersifat sastra, khususnya narasi yang berbentuk fiksi;
4.
Berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?
5.
Menekankan susunan secara kronologis.


6.
Biasanya memiliki dialog



Ciri-ciri yang dikemukakan Keraf ini memiliki kesamaan dengan Atar Semi bahwa narasi paragraf naratif memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan kronologis, dan memiliki konflik. Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku.

·         Jenis-Jenis Paragraf Naratif (menurut Finoza:2004)
Secara garis besar paragraf naratif dibagi menjadi empat, yakni narasi informatif, narasi ekspositorik, narasi artistik dan narasi sugestif.
1.      Narasi Informatif
Narasi informatif adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.

2.      Narasi Ekspositorik (fakta)
Narasi ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atau sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositprik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, dan bersifat objektif.
3.      Narasi Artistik
Narasi sugestif adalah narasi yang memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada dan bersifat objektif.

4.      Narasi Sugestif (fiksi)
Narasi sugestif adalah narasi yang memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu.

B.              Paragraf Deskriptif
Paragraf deskriptif adalah suatu bentuk karangan yang hidup dan berpengaruh. Menurut Sukoyo (1987:28) dikutip oleh Syafie’ie 1998, deskripsi disajikan sehidup-hidupnya sehingga pembaca seolah-olah memahami sendiri apa yang dialami penulis. Deskripsi adalah tulisan yang bertujuan memberikan perincian detail tentang objek sehingga dapat memberikan pengaruh pada imajinasi pembaca dan pendengar, bagaikan mereka ikut melihat, mendengar, merasakan, dan mengalami langsung objek tersebut. (Atar Semi, 2003:41)
Menurut Atar Semi:2003, Paragraf Deskriptif dibagi menjadi dua jenis, yaitu deskripsi ekspositoris dan deskripsi aristik.
Ø  Deskripsi Ekspositoris
Paragraf deskriptif yang menjelaskan sesuatu dengan perincian yang jelas sebagaimana adanya tanpa menekankan unsur impresi atau sugesti kepada pembaca.
Ø  Deskripsi Aristik
Paragraf deskriptif yang mengarahkan kepada pemberian pengalaman kepada pembaca bagaikan berkenalan langsung dengan objek yang disampaikannya dengan cara menciptakan sugesti dan impresi melalui ketrampilan penyampaian dengan menggunakan gaya bahasa yang memikat dan menggugah pikiran.

Ciri-ciri paragraf deskriptif:
1.      Memperlihatkan detail atau perincian tentang objek;
2.      Bersifat membentuk imajinatif pembaca
3.      Disampaikan dengan gaya memikat dan dengan pilihan kata yang menggugah.
4.      Memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar, dilihat, dan dirasakan, sehingga objeknya pada umumnya berupa benda, alam, tempat, warna, dan manusia.
5.      Banyak menggunakan spartial onder (susunan ruang).

C.               Paragraf Eksposisi
Keraf (1984:3) berpendapat bahwa eksposisi adalah salah satu bentuk tulisan yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan satu pokok pikiran yang dapat memperluas pandangan pengetahuan seseorang. Menurut Rusyana (1984:29), paragraf eksposisi adalah paragraf yang membahas atau menerangkan sesuatu. Tarigan (1987:62) juga berpendapat bahwa paragraf eksposisi adalah tulisan yang bernada penjelasan disebut tulisan penyingkapan dan tujuannya pengklasifikasian, pembatasan, penganalisisan, penjelasan, dan penilaian.(dikutip dari Kurniawan, Anjari:2012).

Ø  Ciri-ciri paragraf eksposisi:
1.    Bersifat nonfiksi/ilmiah;
2.    Berdasarkan fakta;
3.    Berusaha menjelaskan tentang sesuatu;
4.    Gaya tulisan bersifat informatif;
5.    Fakta dipakai sebagai alat kontribusi;
6.    Fakta dipakai sebagai alat konkritasi ;
7.    Tidak bermaksud mempengaruh.
Ø  Langkah-langkah menyusun paragraf eksposisi:
1.      Menentukan topik yang akan disajikan;
2.      Menentukan tujuan eksposisi;
3.      Membuat kerangka karangan, disusun secara sistematis;
4.      Mengembangkan eksposisi, yaitu bersifat informatif, demokratis, objektif, dan logis. (Kurniawan, Anjari. 2012)

D.                Paragraf Persuasif
Paragraf persuasif adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan ke- inginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta. Seperti halnya karangan argumentasi, karangan persuasi termasuk jenis tulisan yang dibuat untuk memengaruhi orang (hortatoris).
Perbedaan paragraph persuasif dan argumentatif :
persuasif
argumentatif
Pengarang mengharapkan pembaca mengikuti perbuatan sesuai instruksi yang dianjurkan penulis.
Pengarang hanya mengharapkan pembaca mengakui pembenaran yang ada dalam paragraf
(dikutip dari Chy Rohmanah : 2013)
Ciri-ciri paragraf persuasif :
1.      Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah;
  1. Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya;
  2. Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dengan pembaca;
  3. Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai;
  4. Persuasi memerlukan fakta dan data.
Langkah-langkah menulis paragraf persuasif:
1.      Tentukan topik dan tujuan;
2.      Membuat kerangka karangan;
3.      Menumpulkan bahan;
4.      Menarik kesimpulan;
5.      Penutup.
E.           Paragraf Argumentasi
Menurut Keraf (2000), Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berusaha membuktikan kebenaran dengan berfikir kritis dan logis, bertolak dari fakta-fakta untuk mencapai suatu kesimpulan (dalam buku Semi, M. Atar:2003). Paragraf argumentasi merupakan jenis karangan ilmiah, tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti. Fakta-fakta dalam paragraf argumentasi dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain:
1.      bahan bacaan (buku, majalah, surat kabar, atau internet);
2.      wawancara atau angket;
3.      penelitian atau pengamatan langsung melalui observasi.

Agar lebih mudah, Anda dapat menulis paragraf argumentatif dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1.      Daftarlah topik-topik pendapat yang dapat dikembangkan;
2.      Susunlah kerangka paragraf yang akan dibuat.- Kembangkan kerangka tersebut menjadi paragraf;
3.      Anda dapat menggunakan kata penghubung antarkalimat (oleh karena itu, dengan demikian, oleh sebab itu, dan lain-lain).

Ciri-ciri pargaraf atau karangan argumentasi:
1.      Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin mengenai topik yang dibahas;
2.      Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik, dan lain-lain;
3.      Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian;
4.      Penjelasan dalam paragraf argumentasi disampaikan secara logis;
5.      Penutup berisi kesimpulan.

Karakteristik paragraf argumentasi:
1.    Kalimat utama/pendahuluan berupa pernyataan/gagasan penulis yang menarik perhatian pembaca ;
2.    Diikuti kalimat-kalimat penjelas yang berisi argumen-argumen untuk meyakinkan atau membuktikan kebenaran gagasan awal penulis;
3.    Ditutup dengan kesimpulan yang menegaskan gagasan awal penulis.
Karangan argumentasi dan eksposisi sering sulit dibedakan. Bentuk keduanya hampir sama. Meskipun demikian, keduanya memiliki perbedaan. Perbedaan argumentasi dengan eksposisi antara lain:
Bagian Karangan
Argumentasi
Eksposisi
Pembuka atau pendahuluan
Menarik perhatian pembaca pada persoalan yang akan dikemukakan.
Memperkenalkan kepada pembaca tentang topik yang akan dipaparkan dan tujuan paparan tersebut.
Tujuan
Meyakinkan pembaca.
Memberi informasi atau menjelaskan kepada pembaca agar pembaca memperoleh gambaran yang jelas.
Penggunaan data, contoh, gambar, dsb (Alasan)
Untuk membuktikan bahwa apa yang dikemukakan penulis dalam tulisan itu benar.
Untuk lebih menjelaskan atau memperjelas isi karangan.
Penutup
Menyimpulkan apa yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya.
Menegaskan lagi apa yang  telah diuraikan sebelumnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar