A.
A.
Paragraf
Naratif
Secara
sederhana narasi dikenal sebagai cerita. Pada paragraf narasi terdapat suatu
kejadian atau peristiwa dalam satu urutan waktu. Berikut pengertian narasi
menurut beberapa ahli.
Ø Menurut Semi (2003:29), narasi merupakan bentuk
percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian
peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu kewaktu.
Ø Menurut Keraf dalam buku Finoza (Komposisi Bahasa Indonesia,
2004:136), narasi adalah suatu bentuk wacana yang
berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa
yang telah terjadi.
Ø Menurut Fatimah dalam buku Finoza (Komposisi Bahasa Indonesia,
2004:136), narasi adalah rangkaian tuturan yang
biasanya menceritakan atau menyajikan hal atau kejadian (peristiwa) melalui
penonjolan pelaku.
Berangkat dari pendapat para ahli di
atas, kita dapat mengetahui poin-poin yang berkaitan dengan narasi, yaitu (1)
berbentuk cerita, (2) menonjolkan pelaku, (3) disusun secara sistematis, (4)
menurut perkembangan dari waktu kewaktu. Poin-poin tersebut jika disatukan,
maka dapat disimpulkan bahwa paragraf naratif adalah paragraf berbentuk cerita
yang mengisahkan suatu peristiwa (kejadian) dengan disusun secara sistematis
dan menonjolkan pelaku dari waktu kewaktu. Paragraf naratif bisa bersifat fiksi
maupun non-fiksi.
·
Ciri-Ciri
Paragraf Naratif
No.
|
Menurut Atar Semi (2003:31)
|
No.
|
Menurut Keraf
(2000:136), dikutip di http://id.wikipedia.org
|
1.
|
Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman
penulis;
|
1.
|
Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan;
|
2.
|
Kejadian yang disampaikan dapat berupa fakta, dapat
juga semata-mata imajinasi, atau gabungan keduanya;
|
2.
|
Dirangkai dalam urutan waktu
|
3.
|
Berdasarkan konflik, karena tanpa konflik biasanya
narasi tidak menarik;
|
3.
|
Ada konflik
|
4.
|
Memiliki nilai seni estetika, isi dan cara
penyampaiannya bersifat sastra, khususnya narasi yang berbentuk fiksi;
|
4.
|
Berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?
|
5.
|
Menekankan susunan secara kronologis.
|
||
6.
|
Biasanya memiliki dialog
|
Ciri-ciri yang
dikemukakan Keraf ini memiliki kesamaan dengan Atar Semi bahwa narasi paragraf
naratif memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan kronologis, dan
memiliki konflik. Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan
pelaku.
·
Jenis-Jenis
Paragraf Naratif
(menurut Finoza:2004)
Secara garis
besar paragraf naratif dibagi menjadi empat, yakni narasi informatif, narasi
ekspositorik, narasi artistik dan narasi sugestif.
1.
Narasi
Informatif
Narasi informatif
adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang
suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah
seseorang.
2.
Narasi
Ekspositorik (fakta)
Narasi
ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara
tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang
tentang kisah seseorang. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku
diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atau sampai terakhir dalam
kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan
eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositprik. Ketentuan ini
berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, dan
bersifat objektif.
3.
Narasi Artistik
Narasi sugestif
adalah narasi yang memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat
terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah
melihat. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis,
berdasarkan fakta yang ada dan bersifat objektif.
4.
Narasi Sugestif
(fiksi)
Narasi sugestif
adalah narasi yang memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat
terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah
melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu.
B.
Paragraf
Deskriptif
Paragraf
deskriptif adalah suatu bentuk karangan yang hidup dan berpengaruh. Menurut
Sukoyo (1987:28)
dikutip oleh Syafie’ie 1998, deskripsi disajikan sehidup-hidupnya
sehingga pembaca seolah-olah memahami sendiri apa yang dialami penulis.
Deskripsi adalah tulisan yang bertujuan memberikan perincian detail tentang
objek sehingga dapat memberikan pengaruh pada imajinasi pembaca dan pendengar,
bagaikan mereka ikut melihat, mendengar, merasakan, dan mengalami langsung
objek tersebut. (Atar Semi, 2003:41)
Menurut Atar Semi:2003, Paragraf
Deskriptif dibagi menjadi dua jenis, yaitu deskripsi ekspositoris dan deskripsi
aristik.
Ø Deskripsi Ekspositoris
Paragraf
deskriptif yang menjelaskan sesuatu dengan perincian yang jelas sebagaimana
adanya tanpa menekankan unsur impresi atau sugesti kepada pembaca.
Ø Deskripsi Aristik
Paragraf
deskriptif yang mengarahkan kepada pemberian pengalaman kepada pembaca bagaikan
berkenalan langsung dengan objek yang disampaikannya dengan cara menciptakan
sugesti dan impresi melalui ketrampilan penyampaian dengan menggunakan gaya
bahasa yang memikat dan menggugah pikiran.
Ciri-ciri paragraf deskriptif:
1.
Memperlihatkan
detail atau perincian tentang objek;
2.
Bersifat
membentuk imajinatif pembaca
3.
Disampaikan
dengan gaya memikat dan dengan pilihan kata yang menggugah.
4.
Memaparkan
tentang sesuatu yang dapat didengar, dilihat, dan dirasakan, sehingga objeknya
pada umumnya berupa benda, alam, tempat, warna, dan manusia.
5.
Banyak
menggunakan spartial onder (susunan
ruang).
C.
Paragraf
Eksposisi
Keraf (1984:3) berpendapat bahwa
eksposisi adalah salah satu bentuk tulisan yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan
satu pokok pikiran yang dapat memperluas pandangan pengetahuan seseorang.
Menurut Rusyana (1984:29), paragraf eksposisi adalah paragraf yang membahas
atau menerangkan sesuatu. Tarigan (1987:62) juga berpendapat bahwa paragraf
eksposisi adalah tulisan yang bernada penjelasan disebut tulisan penyingkapan
dan tujuannya pengklasifikasian, pembatasan, penganalisisan, penjelasan, dan
penilaian.(dikutip
dari Kurniawan, Anjari:2012).
Ø Ciri-ciri paragraf eksposisi:
1.
Bersifat
nonfiksi/ilmiah;
2.
Berdasarkan
fakta;
3.
Berusaha
menjelaskan tentang sesuatu;
4.
Gaya tulisan
bersifat informatif;
5.
Fakta dipakai
sebagai alat kontribusi;
6.
Fakta dipakai
sebagai alat konkritasi ;
7.
Tidak bermaksud
mempengaruh.
Ø Langkah-langkah menyusun paragraf eksposisi:
1.
Menentukan
topik yang akan disajikan;
2.
Menentukan
tujuan eksposisi;
3.
Membuat
kerangka karangan, disusun secara sistematis;
4.
Mengembangkan
eksposisi, yaitu bersifat informatif, demokratis, objektif, dan logis. (Kurniawan, Anjari. 2012)
D.
Paragraf
Persuasif
Paragraf
persuasif adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk
pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan ke- inginan penulisnya. Agar
tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan
data dan fakta. Seperti halnya karangan argumentasi, karangan persuasi termasuk
jenis tulisan yang dibuat untuk memengaruhi orang (hortatoris).
Perbedaan paragraph persuasif dan argumentatif :
persuasif
|
argumentatif
|
Pengarang
mengharapkan pembaca mengikuti perbuatan sesuai instruksi yang dianjurkan
penulis.
|
Pengarang
hanya mengharapkan pembaca mengakui pembenaran yang ada dalam paragraf
|
(dikutip
dari Chy Rohmanah : 2013)
Ciri-ciri paragraf persuasif :
1.
Persuasi
berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah;
- Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya;
- Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dengan pembaca;
- Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai;
- Persuasi memerlukan fakta dan data.
Langkah-langkah menulis paragraf persuasif:
1.
Tentukan topik
dan tujuan;
2.
Membuat
kerangka karangan;
3.
Menumpulkan
bahan;
4.
Menarik
kesimpulan;
5.
Penutup.
E.
Paragraf
Argumentasi
Menurut Keraf (2000), Paragraf
argumentasi adalah paragraf yang berusaha membuktikan kebenaran dengan berfikir
kritis dan logis, bertolak dari fakta-fakta untuk mencapai suatu kesimpulan (dalam buku Semi, M. Atar:2003). Paragraf
argumentasi merupakan jenis karangan ilmiah, tujuannya adalah agar pembaca
yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Fakta-fakta dalam paragraf argumentasi dapat diperoleh dengan berbagai cara,
antara lain:
1.
bahan bacaan
(buku, majalah, surat kabar, atau internet);
2.
wawancara atau
angket;
3. penelitian atau
pengamatan langsung melalui observasi.
Agar lebih mudah, Anda dapat menulis
paragraf argumentatif dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1.
Daftarlah
topik-topik pendapat yang dapat dikembangkan;
2.
Susunlah
kerangka paragraf yang akan dibuat.- Kembangkan kerangka tersebut menjadi
paragraf;
3.
Anda dapat
menggunakan kata penghubung antarkalimat (oleh karena itu, dengan demikian,
oleh sebab itu, dan lain-lain).
Ciri-ciri pargaraf
atau karangan argumentasi:
1.
Menjelaskan
pendapat agar pembaca yakin mengenai topik yang dibahas;
2.
Memerlukan
fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik, dan lain-lain;
3.
Menggali sumber
ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian;
4.
Penjelasan
dalam paragraf argumentasi disampaikan secara logis;
5.
Penutup berisi
kesimpulan.
Karakteristik paragraf argumentasi:
1.
Kalimat
utama/pendahuluan berupa pernyataan/gagasan penulis yang menarik perhatian
pembaca ;
2.
Diikuti
kalimat-kalimat penjelas yang berisi argumen-argumen untuk meyakinkan atau
membuktikan kebenaran gagasan awal penulis;
3.
Ditutup dengan
kesimpulan yang menegaskan gagasan awal penulis.
Karangan argumentasi dan eksposisi sering sulit
dibedakan. Bentuk keduanya hampir sama. Meskipun demikian, keduanya memiliki
perbedaan. Perbedaan argumentasi dengan
eksposisi antara lain:
Bagian Karangan
|
Argumentasi
|
Eksposisi
|
Pembuka atau
pendahuluan
|
Menarik
perhatian pembaca pada persoalan yang akan dikemukakan.
|
Memperkenalkan
kepada pembaca tentang topik yang akan dipaparkan dan tujuan paparan
tersebut.
|
Tujuan
|
Meyakinkan
pembaca.
|
Memberi
informasi atau menjelaskan kepada pembaca agar pembaca memperoleh gambaran
yang jelas.
|
Penggunaan
data, contoh, gambar, dsb (Alasan)
|
Untuk
membuktikan bahwa apa yang dikemukakan penulis dalam tulisan itu benar.
|
Untuk lebih
menjelaskan atau memperjelas isi karangan.
|
Penutup
|
Menyimpulkan
apa yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya.
|
Menegaskan
lagi apa yang telah diuraikan sebelumnya
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar